Cara Ta’aruf Sesuai Syariat Islam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du
.
Bagaimana Cara Ta’aruf yang Benar?
.
Tidak ada cara khusus dalam masalah ta’aruf. Intinya bagaimana seseorang bisa menggali data calon pasangannya, tanpa melanggar aturan syariat maupun adat masyarakat. Hanya saja, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan terkait ta’aruf
.
1.Sebelum terjadi akad nikah, kedua calon pasangan, baik lelaki maupun wanita, statusnya adalah orang lain. Sama sekali tidak ada hubungan kemahraman. Sehingga berlaku aturan lelaki dan wanita yang bukan mahram.
.
Mereka tidak diperkenankan untuk berdua-an, saling bercengkrama, dst. Baik secara langsung atau melalui media lainnya.
.
Nabi ﷺ mengingatkan, “Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syu’aib al-Arnauth).
.
Setan menjadi pihak ketiga, tentu bukan karena ingin merebut calon pasangan anda. Namun mereka hendak menjerumuskan manusia ke maksiat yang lebih parah.
.
2.Luruskan niat, bahwa anda ta’aruf betul-betul karena ada i’tikad baik, yaitu ingin menikah.  Bukan karena ingin koleksi kenalan, atau cicip-cicip, dan semua gelagat tidak serius.
.
Membuka peluang, untuk memberi harapan palsu kepada orang lain. Tindakan ini termasuk sikap mempermainkan orang lain, dan bisa termasuk kedzaliman.
.
Sebagaimana dirinya tidak ingin disikapi seperti itu, maka jangan sikapi orang lain seperti itu.
.
Nabi ﷺ bersabda, Kalian tidak akan beriman sampai kalian menyukai sikap baik untuk saudaranya, sebagaimana dia ingin disikapi baik yang sama. (HR. Bukhari & Muslim)
.
3.Menggali data pribadi, bisa melalui tukar biodata
.
Masing-masing bisa saling menceritakan biografinya secara tertulis. Sehingga tidak harus melakukan pertemuan untuk saling cerita. Tulisan mewakili lisan

Meskipun tidak semuanya harus dibuka. Ada bagian yang perlu terus terang, terutama terkait data yang diperlukan untuk kelangsungan keluarga, dan ada yang tidak harus diketahui orang lain.
.
Jika ada keterangan dan data tambahan yang dibutuhkan, sebaiknya tidak berkomunikasi langsung, tapi bisa melalui pihak ketiga, seperti kakak lelakinya atau orang tuanya.
.
4.Setelah ta’aruf diterima, bisa jadi mereka belum bertemu, karena hanya tukar biografi. Karena itu, bisa dilanjutkan dengan nadzar.
.
Dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan, “Suatu ketika aku berada di sisi Nabi ﷺ, tiba-tiba datanglah seorang lelaki. Dia ingin menikahi wanita Anshar. Lantas Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya:
.
“Apakah engkau sudah melihatnya?”
.
Jawabnya, “Belum.”
.
Lalu beliau memerintahkan, “Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng.” (HR. Turmudzi 1087, Ibnu Majah 1865 dan dihasankan al-Albani)
.
Nadzar bisa dilakukan dengan cara datang ke rumah calon pengantin wanita, sekaligus menghadap langsung orang tuanya.
.
5.Dibolehkan memberikan hadiah ketika proses ta’aruf
.
Hadiah sebelum pernikahan, hanya boleh dimiliki oleh wanita, calon istri dan bukan keluarganya.
.
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda, “Semua mahar, pemberian  dan janji sebelum akad nikah itu milik penganten wanita. Lain halnya dengan pemberian setelah akad nikah, itu semua milik orang yang diberi” (HR. Abu Daud 2129)
.
Jika berlanjut menikah, maka hadiah menjadi hak pengantin wanita. Jika nikah dibatalkan, hadiah bisa dikembalikan.
.
Demikian, Allahu a’lam.

Cara Memancing Budak Dunia Sholat Subuh Di Masjid

Bagaimana seandainya di semua masjid subuh ini diumumkan keras-keras lewat speaker luar, “HADIAH 5 juta BAGI SEMUA JAMA’AH” ?

Tentulah manusia akan berbondong2 mendatangi masjid. Yang biasanya masih ngiler, matanya langsung hijau. Yang biasanya meringkuk di bawah selimut langsung tergopoh2 berlarian ke masjid.

Semua orang berebut tempat. Jamaah meluber! Setiap rumah mengerahkan semua anggotanya. Makin banyak keluarga yang datang, makin banyak dapat hadiah.

Mengapa? Karena hadiah uang 5 juta itu sangat menggiurkan! Uang 5 juta gitu loh, bisa buat tambahan belanjaan, bisa buat saku liburan kan?

Ya… 5 juta itu tampak oleh mata mereka yang ahli dalam urusan dunia. Maka demikianlah bagi orang mukmin, janji Allah juga sangat nyata di depan matanya.

Seandainya pahala sholat subuh terlihat oleh mata, semua orang pasti berebut tempatnya di dalam masjid.

Rasulullah sendiri menyampaikan dengan lisannya yang tidak pernah dusta, “Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Riwayat Imam Muslim)

Ternyata meski hanya dua rakaat dan dikerjakan dengan ringan, shalat fajar mengandung keutamaan luar biasa istimewa.

Hanya dengan mengerjakan dua rakaat, seorang hamba telah mencatatkan keutamaan di waktu subuh yang nilainya melebihi dunia dan seisinya.

DUNIA DAN SEISINYA tentu tak bisa dibandingkan dengan RP 5 JUTA. Dunia dan seisinya adalah termasuk gunung, lembah, sawah, tambang emas, minyak, lautan, daratan, semua Properti yang berdiri di atasnya.

Hanya dengan shalat fajar, dunia dan seisinya seolah-olah tak bernilai apa-apa.

Masya Allah

Cara Anak Saleh Memuliakan Ayah Dan Ibu

“Hari Ibu”, banyak anak-anak yang memberi kejutan pada Ibunya, tak terkecuali yang keberadaannya jauh sekali dari sang Ibu
Perasaan sedih juga pasti ada pada teman-teman kita yang Ibunya sudah meninggal, kadang bingung bagaimana caranya supaya bisa seperti teman-teman yang lainnya. Foto bareng Ibu di tanggal 22, beri kejutan dan masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan bareng Ibu
Tapi, dibalik rasa sedih kita. Semua ada solusinya dalam Islam. Sebagai seorang muslim, berbakti kepada orang tua itu bukan hanya saat beliau masih hidup, tapi juga setelah beliau meninggal, dan tidak akan pernah berhenti untuk berbakti kepada keduanya sampai akhir hayat kita

Lalu bagaimana cara berbakti kepada Ibu maupun Bapak kita meskipun telah meninggal?

1. Memohonkan ampun untuk beliau
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda dalam sebuah hadis Qudsi: “ Diangkat derajat seseorang yang sudah meninggal, kemudian berkata: “Ya Rabb, apa (penyebab) ini?” kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab: “anakmu memohonkan ampun untukmu.”

2. Bersedekah atas nama orang tua
Dari Abdullah bin Abbas RA ia berkata: “Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah RA meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun menjawab: “Iya bermanfaat”. Kemudian Sa’ad mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya.” (HR. Bukhari)

3. Melaksanakan nazar, kafarat, wasiat, dan janji yang belum terpenuhi
Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu dia berkata, “Sesungguhnya ibu saya telah bernazar melakukan haji, dia meninggal sebelum melaksanakan nadzar hajinya. Apakah boleh melakukan haji menggantikannya?” Nabi menjawab, “Lakukan haji untuknya”. (HR. Bukhari)

4. Melunasi hutang orang tua
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ruh seorang yang beriman tergantung dengan hutangnya, sampai dilunasi hutangnya”. (HR. Tirmidzi)

“Ya, ada empat perkara: menshalatinya dan memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, melaksanakan janji-janji mereka, memuliakan teman-teman mereka, dan menyambung tali kekeluargaan yang kamu tidak memiliki pertalian kecuali dari adanya pertalian itu, itu perbuatan bakti kepada mereka yang tersisa bagimu untuk kamu lakukan setelah mereka meninggal.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

5. Menyambung silaturahim dengan saudara dan teman orang tua
“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR. Muslim)

6. Menjadi anak yang shalih/shalihah
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya. kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim)

Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran…

Cara Islam Menangani Kaum LGBT

Islam menangani LGBT
LGBT adalah singkatan dr Lesbi, Gay, Bisksual, dan Transgender. Lesbi : perempuan suka dg sesama jenisnya, gay : laki laki suka dengan sesama jenisnya, biseksual : laki-laki/perempuan suka dengan lawan jenis dan sesama jenisnya. Transgender orang yg mengubah dan berperilaku tidak sesuai gendernya.
.
Para ulama mengatakan: Allah Ta’ala tidak pernah menguji suatu kaum di alam ini dengan perbuatan dosa besar sebelum kaum Nabi Luth. Dan Allah pun memberikan mereka hukuman dengan hukuman yang belum pernah ditimpakan kepada umat selain mereka. Dan Allah menggabungkan beberapa jenis hukuman kepada mereka: pembinasaan, bumi dibalik untuk menimpa mereka, ditenggelamkan ke bumi, dilemparkan dengan batu-batu dari langit, dihilangkan penglihatan mereka, mereka diadzab dengan adzab yang berlangsung terus menerus. Mereka pun mendapat siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada umat selain mereka. Itu dikarenakan fatalnya perbuatan kriminal ini (liwath). Sehingga hampir-hampir bumi pun bergoncang dari segala sisinya jika mengetahui hal ini, dan Malaikut pun lari ke ujung-ujung langit dan bumi jika melihatnya karena takut akan turunnya adzab kepada pelakunya sehingga mereka pun terkena adzab tersebut. Bumi pun menangis berteriak kepada Rabb-nya tabaaraka wa ta’ala. Gunung pun berhamburan dari tempat-tempatnya.
.
Seseorang dibunuh secara zalim itu lebih baik daripada ia melakukan liwath. Karena jika ia melakukan liwath, ia akan mati dalam keadaan jiwanya tidak akan ingin hidup lagi dengan keadaan tersebut. Adapun jika ia dibunuh secara zalim (tanpa pernah melakukan liwath) maka ia terbunuh dalam keadaan terzalimi dan syahid, yang terkadang ini bermanfaat baginya di akhirat”.
.
“Para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga menerapkan hukuman bunuh tersebut (terhadap pelaku liwath). Tanpa ada perselisihan di antara mereka.
Walaupun mereka berbeda pendapat mengenai cara menerapkan hukuman bunuhnya. Sebagian orang menyangka para sahabat berbeda pendapat mengenai apakah mereka dibunuh atau tidak, lalu mereka menyatakan bahwa masalah hukuman bunuh bagi pelaku liwath ini adalah masalah khilafiyah di antara para sahabat. Padahal ini adalah masalah yang ijma’ (konsensus) di antara para sahabat.
.
Barangsiapa yang merenungkan firman Allah Ta’ala:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra: 32).
.
Dan firman-Nya mengenai liwath:
“Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” (QS. Al A’raf: 80).
.
Akan jelas baginya perbedaan di antara keduanya. Allah Subhanahu wa Ta’alamenggunakan isim nakirah ketika menyebut zina, padahal zina adalah perbuatan fahisyahyang paling buruk. Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan isim ma’rifah ketika menyebut liwath. Ini artinya Allah menggabungkan semua makna dari fahisyah pada liwath.
.
Jadi Islam memang bertindak tegas pada pelaku LGBT. Pelakunya dibunuh, dilempari batu, atay dijatuhkan dari tempat yang paling tinggi. Itu semua membuktikan bahwa perilaku ini sangat fatal, sehingga jangan sampai ada orang yg dengan santai melakukannya, meski hanya sebuah bahan candaan
Allahu’alam. Semoga bermanfaat 😊

Cara Menghindari Adzab Allah

Apa alasanku untuk tidak meminta ampun pada-Nya? Padahal aku telah banyak bermaksiat pada-Nya 
Apa alasanku untuk tidak taat pada-Nya? Padahal Dia yang telah menciptakanku
Apa alasanku untuk tidak menyembah-Nya? Padahal kelak aku akan kembali hanya pada-Nya
Allah Maha Baik, Maha Belas Kasih, Maha Pemberi Maaf 
Allah tahan adzab-Nya untuk kita padahal kita telah melampaui batas
Allah telah mengutus seorang Rasul untuk memberi tuntunan dan Al-Quran sebagai pedoman, tapi sebagian manusia malah memperolok bahkan mendustakan
Mari sama-sama tanyakan pada diri, sampai kapan tuntunan itu hanya akan menjadi sebuah tontonan, ketaatan dianggap sebagai keanehan dan memenuhi segala seruan-Nya dipandang sebagai perilaku berlebihan?

Cara Menjadi Saudara Rasulullah

Cara Menjadi Saudara Rasulullah

Jika anda ingin menjadi saudara Rasulullah, maka cintailah anak yatim. Rawatlah sebanyak mungkin yang Anda bisa. Karena Rasulullah dulunya juga anak yatim.

Dan beliau juga sangat mencintai anak yatim dan kaum fakir miskin.

Inilah janji Rasulullah Kepada Muslim siapa saja yang mau mengadopsi minimal 3 anak yatim dengan niat mencari Ridho Allah.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengurus tiga anak yatim maka ia ibarat orang yang melakukan qiyamul lail pada malam harinya, berpuasa pada siang harinya, berangkat pagi dan sore hari dengan pedang terhunus di jalan Allah, aku dan dia berada di surga seperti dua saudara sebagaimana dua ini yang bersaudara.” Dan beliau menempelkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.”

(HR. Ibnu Majah)

Cara Menghapus Dosa Dengan Menjawab Mu’adzin

Cara Menghapus Dosa Dengan Menjawab Mu’adzin 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapa ketika mendengar mu’adzin lalu mengucapkan: 
“WA ANA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH WA ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASUULUHU RADLIITU BILLAHI RABBAN WA BI MUHAMMADIN RASUULAN WA BIL ISLAMI DIINAN
(Aku bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama),
 maka dosa-dosanya akan diampuni.”
(HR. Tirmidzi)

Cara Bersedekah • Fatwa NU

Cara Bersedekah • Fatwa NU

Sedekah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sebenarnya, anjuran sedekah ditujukan bagi seluruh orang, baik yang miskin maupun kaya, yang susah maupun senang. Namun  dalam realitasnya, sebagian orang yang tidak mampu secara ekonomi agak susah mengeluarkan sedekah, apalagi dalam jumlah banyak.
.
Kondisi ini juga pernah dialami sahabat Rasul. Mereka mengeluh kepada Rasulullah, betapa enaknya menjadi orang kaya. Ladang amalnya terbuka luas. Sedekah misalnya, bisa dilakukan terus-menerus bila orang tersebut memiliki uang banyak. Kemudian bagaimana dengan orang yang miskin?
.
Keluhan sahabat itu direspon oleh Rasulullah dalam hadits riwayat Muslim. Hadits ini juga dinukil oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Arba’in An-Nawawiyyah. Berikut bunyi haditsnya:
.
“Sebagian sahabat Rasul pernah bertanya kepada Nabi SAW, ‘Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan pahala yang banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka juga puasa sebagaimana kami puasa, mereka juga bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa melakukannya).’ Rasulullah berkata, ‘Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesunggunya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah, setiap amar makruf nahi munkar juga sedekah, bahkan kemaluan kalian sedekah.’ Sahabat bertanya, ‘Apakah berpahala bila kami menyalurkan syahwat?’ Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapat kalian bila hal itu disalurkan pada jalan yang haram, bukankah berdosa? Demikian pula bila disalurkan pada jalan halal, maka akan mendapatkan pahala,’” (HR Muslim).
.
Tidak hanya itu, berhubungan badan dengan istri juga dianggap sebagai sedekah asalkan diniatkan untuk ibadah. Terkait hal ini, Ibnu Daqiqil ‘Id dalam Syarah Arba’in An-Nawawiyyah menjelaskan:
.
“Hubungan badan suami istri termasuk ibadah bila diniatkan memenuhi hak pasangan, bergaul dengan cara baik, melahirkan keturunan saleh, menjaga diri sendiri dan pasangan dari perbuatan yang tidak baik, dan tujuan baik lainnya.”
(Hengky Ferdiansyah)
.

.
#nahdlatululama #nuonline #nuonline_id #sedekah

Cara Membuat Nougat Nutella Cookies • Marimasak

Marimasak
.
Nougat nutella thumbprint cookies

.
Bahan :
100gr kacang mede, cincang, oven
100gr mentega dingin
50gr margarin
100gr gula halus
1 kuning telur
1/2 putih telur
250gr terigu protein rendah
20gr maizena
20gr susu bubuk
1/2sdt baking powder
1putih telur utk pencelup.
.
Bahan isi:
Nutella.
.
Cara:
1. Kocok mentega, margarin dan gula halus selama 4menit, tambahkan kuning telur, aduk rata.
2. Masukkan terigu dan baking powder sambil diayak dan diaduk rata.
3. Ambil @ 7gr adonan, bentuk bulat bulat semua hingga adonan habis. Celupkan ke putih telur, gulirkan ke kacang mede.
4. Letakkan di atas loyang yg sudah dioles margarin, tekan tengahnya dengan jempol.
5. Oven dengan suhu 150’C selama 25menit. Angkat. Dinginkan.
6. Isi dengan nutella. Biarkan mengeras.

Cara Menasehati Pemerintah • Fatwa NU

Cara Menasehati Pemerintah • Fatwa NU

Ini Cara Membedakan Penceramah Aswaja dan Non-Aswaja
.
Assalamu alaikum.
Redaksi NU Online, saya ada sedikit pertanyaan. Pertanyaannya, bagaimana cara mudah membedakan aliran Aswaja dan non-Aswaja dalam pengajian? Kurang lebihnya seperti itu pertanyaannya. Terima kasih. Wassalamu alaikum. (Hamba Allah)
.
Jawaban
Assalamu alaikum wr. wb.
Pembaca yang kami hormati, semoga kita senantiasa diberi rahmat dan taufiq oleh Allah SWT. Ahlussunah wal Jamaah dalam bidang fikih mengikuti salah satu empat madzhab, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hanbali. Dalam akidah pengikut Aswaja mengikuti Syekh Abul Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur Al-Maturidi serta yang sejalan dengan keduanya. Dalam tasawuf mereka mengikuti Imam Al-Ghazali, Abul Hasan As-Syadzili, Junaid Al-Baghdadi, dan yang sejalan dengan mereka.
.
Ahlussunah wal Jamaah mengedepankan sikap tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (tegak lurus) dan tasammuh (toleran) dalam segala hal, termasuk dalam hal berdakwah atau berceramah. Tidak terlalu ekstrem kanan yang cenderung radikal, tidak pula ekstrem kiri yang cenderung liberal. Oleh karenanya, penceramah yang berhaluan Ahlussunah wal Jamaah adalah orang yang berpegang pada empat prinsip di atas.
.
Untuk lebih memperjelas, setidaknya ada beberapa contoh kriteria pendakwah Ahlussunah wal Jamaah sebagai berikut:
.
Pertama, tidak mudah memvonis kafir dan munafik.
Prinsip yang sejak dulu dipegang oleh ulama’ Aswaja adalah tidak mudah memvonis orang lain dengan tuduhan miring seperti kafir atau munafik. .
Kedua, tidak memberontak pemerintah.
Berdasarkan ijma’ (kesepakatan) ulama, bahwa tindakan makar/pemberontakan terhadap pemerintah yang sah adalah haram meski pemerintah itu fasik atau zalim.
.
Ketiga, menghargai perbedaan.
Dalam setiap perbedaan yang bersifat furu’iyyah, pendakwah Aswaja tidak mengklaim sesat atau fasik kepada pihak lain. .
Demikianlah beberapa ciri dai berhaluan Aswaja. Dari keterangan di sini, dapat dipahami bahwa ceramah yang tidak sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah cara dakwah yang tidak berhaluan Aswaja. Semoga bermanfaat. Saran kami, berhati-hatilah dalam memilih penceramah agar tidak salah jalan.

(M. Mubasysyarum Bih)
.
#nuonline